Kamis, 26 November 2009

ARM

Asosiation Radical Of Midwife


ARM adalah organisasi yang beranggotakan para bidan, mahasiswa bidan pada komite UK (United Kingdom) untuk memperbaiki pelayanan kesehatan. Tujuan dari ARM adalah agar dapat melakukan tukar wawasan, pendapat, keterampilan dan informasi dengan kolega dan pasien untuk membantu bidan mengembangkan perannya agar dapat memperoleh jaminan untuk berpartisipasi aktif dalam pelayanan maternitas selain itu ARM juga memberikan dukungan kepada para bidan dalam memberikan pelayanan yang berkesinambungan, menggali pola pelayanan alternatif dan mengevaluasi perkembangan lingkup praktek kebidanan.

Association of Radical Bidan (ARM) adalah Organisasi Inggris Doulas, ibu, dan siapa pun berkaitan dengan pelayanan kesehatan ibu hamil. ARM telah dibuat pada tahun 1976, dan merupakan amal terdaftar. Anggota pendiriannya yang bersangkutan pada meningkatnya intervensi medis melahirkan, dan menggunakan inisial 'Artificial Pecahnya Membran', suatu prosedur yang menjadi lebih umum. ARM menghasilkan jurnal kuartalan 'Kebidanan Matters'. Kata 'radikal' dalam nama organisasi, berarti radikal seperti pada 'akar rumput', atau 'fundamental'. Kebidanan Retainment dari keterampilan seperti kembar mendukung kelahiran normal, sungsang kelahiran normal, dan rumah kelahiran adalah fokus dari kelompok, seperti berbagi informasi, dan membantu wanita dengan pilihan dan kesinambungan. ARM memiliki anggota dalam Nursing and Midwifery Council (NMC), Asosiasi untuk Peningkatan Layanan bersalin (AIMS), dan The Royal College of Midwives (RCM). Para anggotanya termasuk Maria Cronk MBE, saat ini bekerja secara independen, dan penulis Sheila Kitzinger. Seiring dengan Jane Evans, Cronk memegang lokakarya di Inggris untuk Siswa Bidan dan Bidan. Ikatan Bidan Radikal website memegang banyak informasi tentang kehamilan dan kelahiran, termasuk diskusi dan artikel dan link ke kelompok bersalin. ARM juga menjalankan kelompok di Inggris yang bertemu di ad-hoc secara formal dan informal untuk membahas masalah bersalin.

http://en-gb.facebook.com/note.php?note_id=159839500758

TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN

TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN

Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada yaitu diantaranya teori Reva Rubin, sehingga tercipta sebuah model kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai focus pelayanan asuhan kebidanan.

Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner ship dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan akan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya-upaya promotif dan preventif.

1. Teori Reva Rubin mengenai pencapaian peran ibu (attainment of maternal role)

Rubin adalah seorang nurse-midwife dari Amerika yang penelitiannya member pengaruh besar dalam asuhan kehamilan dan pos partum. Rubin menjelaskan teorinya mengenai peran dan penampilan peran. Dia membedakan antara konsep dari posisi yaitu suatu status social yang diberikan kepada seseorang(missal guru/ibu) dan konsep dari peran yang dilukiskan sebagai aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut yang menentukan bahwa dalam dia mempunyai posisi tertentu. Seseorang mempunyai posisi berb eda dalam tahapan hisupnya yang berbeda dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan sebagai seorang anak perempuan, istri dan ibu juga sebagai bidan, pelajar juga sebagai karyawan. “Tindakan-tindakan yang diatur sekitar posisi, terdiri dari peran”(Rubin,1967)

Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran seorang ibu dan hal apa saja yang dapat membantu atau menghambat/member efek negatif terhadap proses pencapaian peran tersebut. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran eorang ibu. Teori ini sangat berarti pula bagi calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan dalam kehamilan dan setelah menikah.

Peran diperoleh melalui proses belajar yang dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas.

Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil adalah :

a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya.

b. Ibu memerlukan sosialisasi.

Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya.

a. Anticipatory stage

Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.

b. Honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.

c. Plateu Stage

Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.

d. Disengagement

Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir.

Arti dan efek kehamilan pada pasangan :

a. Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan estela melairhan.

b. Pria juga bias mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil.

c. Anak yang dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu :

· Hubungan ibu dengan pasangan.

· Hubungan ibu dengan janin yang berkembang.

· Hubungan individu dengan individu yang unik dan anak

d. Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri

e. Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan :

· Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh.

· Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin.

· Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga.

f. Reaksi yang umum pada kehamilan :

· Trimester I : ambivalen, takut, fantasi, khawatir.

· Trimester II : pasangan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self contered.

· Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil, terlihat jelek.

Dalam penelitiannya dan obserfasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha ibu selama kehamilan adalah :

1) Meyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan.

2) Meyakinkan adanya penerimaan social bagi diri dan bayinya.

3) Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam kontruksi dari image dan identitas dari saya dan anda.

4) Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima.

Tugas atau tujuan dari aktivitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan lebih ringkas oleh Josten (1981) sebagai berikut :

a. Memastikan kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya.

b. Penerimaan social untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang berarti bagi mereka.

c. Keterikatan kepada si bayi.

d. Pemahaman dan kerumitan menjadi seorang ibu.

Dari data itu Rubin mengidentifikasikan 3 aspek yang meliputi :

1) Image Idea

Terdiri dari semua ide yang dimiliki wanita itu sendiri mengenai sikap dan aktivitas para wanita sebagai seoorang ibu.

2) Image Diri

Terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya, yang dimiliki dari pengalamannya.

3) Body Image

Perubahan tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu.

2. Teori Ramona Mercer (Ramona menjelaskan stress antepartum dan pencapaian peran ibu.)

Teorti Marcer sangat dipengaruhi oleh Reva Rubin. Ada 2 pokok pembahasan dalam teori Mercer, yaitu :

a) Efek stress antepartum

Stress antepartum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko tinggi dan peristiwa/pengalaman/pandangan negatif tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu system yang dinamik yang meliputi subsistem-individu (bapak, ibu, janin/bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-janin/bayi, ayah-bayi) dalam sisitem keluarga secara keseluruhan.

Riset Mercer dkk menjelaskan tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbale balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai pariabel dependen dan depresi.

Ramona mengidentivikasikan 6 variabel independen yang berhubungan dengan status kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan anak dan fungsi keluarga yaitu : stress antepartum, dukungan social, self esteem, perasaan menguasai, kecemasan dan depresi.

Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen diatas, yaitu :

1) hubungan stress antepartum dengan individu

2) hubungan stress antepartum dengan pasangan individual

3) hubungan stress antepartum dengan fungsi keluarga

Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga yaitu bahwa variabel-variabel mempunyai efek negatif atau positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai berikut : stress dari peristiwa kehidupan yang negatif dan resiko/komplikasi kehamilan dipredikp harga diri dan status kesehatan. Harga diri dan status kesehatan, dan support social diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negatif langsung terhadap kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negatif terhadap fungsi mempunyai efek negative langsung terhadap keluarga.

Mercer kemudian menguji coba model efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di RS dengan resiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah. Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan kehamilan esiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada keluarga para wanita dengan kehamilan resiko rendah.

b) Pencapaian peran ibu

Salah satu dari penekanan dari karya Mencer adalah pencapaian Peran Ibu “Menjadi seorang ibu berarti mengambil suatu identitas baru. Mengambil suatu identitas baru mencakup suatu pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali mengenai dirinya sendiri.

Bidan di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu karena menurut Mencer minat peran ini adalah penting karena beberapa orang mengalami kesulitan datang memikul peran ini dimana menurut Mercer ada konsekuensinya untuk anak-anak mereka.”Sementara kebanyakan wanita mencapai peran ini dengan sukses, ada sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika) mengalami kesulitan dengan peran ini dengan sukses yang terbukti dengan sejumlah penganiayaan dan menelantarkan anak-anak”. (mencer, 1981)

Mencer seperti Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi (interactionist) dalam memahami proses dimana seseorang mengalami suatu peran baru. Pandangan dari interactionist adalah bahwa cara seseorang berperan dan bertindak dalam suatu peran tergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka alami dengan orang-orang disekitarnya, misalnya suaminya, keluarganya, dan orang lain.

Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan terjadi ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambil peran dan partner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan merubah perilaku tergantung dari respon orang lain. (Mercer,1986)

Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan dari diri mereka sendiri. Mencer menggambarkan dasar teori dari penelitian dalam teori pencapaian peran yang mengidentifikasikan 4 tahap dalam pencapaian peran, yaitu : pendahuluan (anticipatory), formal informal dan tahap personal.

Sebagai perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil sampai 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mencer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah melahirkan).

Mencer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian peran.

Peran bidan diharapkan oleh Mencer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian peran ini dan kontribusi dari stress antepartum.

3. Teori Ernestine Wiedenbach

Adalah seorang perawat yang telah bekerja selama 20 tahun. Kemudian ia selesaikan kualifikasi nurse-midwife tahun 1946. Adalah penulis dari buku “Family-Centered Maternity Nursing” tahun 1958. Secara kebetukan pada saat yang bersamaan Margareth Myles juga menulis dan merevisi bukunya yang dengan versi Inggris. Walaupun Weidenbach pernah lama menjadi perawat tetapi bukunya ini ditulis waktu dia bekerja di bagian kebidanan.

Teori Weidebach menemukan 5 konsep dari realitas keperawatan :

a) Agent : bidan/perawat

b) Penerima : wanita, keluarga, masyarakat

c) Tujuan/goal : tujuan dari pelayanan

d) Alat : metoda mencapai tujuan

e) Kerangka : social dan lingkungan organisasi dan professional

a) Agents Midwife

Bidan menjadi agen bagi klien dalam mencapai tujuan. Model ini menekankan perlunya mempertimbangkan keyakinan atau teman sejawat/kolega dalam memberikan asuhan.Filosofi Weidenbach tentang asuhan kebidanan ditunjukan dalam uraian mengenai tujuan pokok maternity-nursing yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ibu dan bayi namun meluas hingga pemenuhan kebutuhan ibu dan ayah dalam mengembangkan kekuatan dari dalam degan penuh percaya diri dalam rangka mempersiapkan dan mencapai peran mereka sebagai orang tua.

b) Recipient

Penerimaan asuhan adalah wanita dalam masa reproduks,i keluarganya dan masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan muncul karena adanya kondisi tertentu, mis : kehamilan, persalinan, nifas dan sebagainya. Recipient menurut Weidenbach adalah “individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan (a need for help). Bidan perlu melakukan tindakan/intervensi hanya bila terdapat kendala yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan secara memuaskan.”

c) Goal/purpose

Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menetukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka aru dapat diperkrakan goal/tujuan yang akan dicapai dengan pertimbangkan tingkah laku fisik, emosional, atau fiiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.

d) Means

Metode untuk capai asuhan kebidanan ada 4 tahap :

1) Identifikasi kebutuhan klien (identification), memerlukan ketermpilan dan ide.

2) Memberikan dukungan dalam capai pertolongan yang dibutuhkan (ministrasion)

3) Memberikan banutuan sesuai kebutuhan (validation)

4) Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk berikan bantuan (coordination)

5) The frame walk meliputi lingkungan social, organisasi, dan profesi.

4. Teori Ela Joy Lehman

Telah di lakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin,dkk 1983 dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang komprehensif dan memberikan nasehat dalam pelayanan kebidananseperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan mereka belajar sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya memberi asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara rethorik resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yag dialami oleh ibu diklinik spesialis. Lehreman mengidentifikasi konsep yang menggaris bawahi asuhan antenatal yang akan diberikan.

Lerhman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang di pimpin oleh bidan di Amerika. Lerhman menemukan adanya delapan konsep dari falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan oleh bidan di Amerika yaitu :

1) Asuhan yang berkesinambungan (continuity care )

2) Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care )

3) Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan

4) Asuhan yang bersifat non-intervensi

5) Fleksibel /keluwesan dalam memberikan asuhan

6) Asuhan yang partisipasif

7) Pembelaan / advokasi konsumen

8) Waktu

Asuhan yang partisipasif dalam konteks pelayanan kebidanan di UK dibahaskan sebagai pilihan dan kontrol dari si wanita yang dilayani (choise and control on the part of the woman ). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkajian dan merencanakan program

Morten, dkk (1991) mengidentifkasikan 3 komponen tambahan di samping ke-8 konsep yang ditemukan oleh lehrman. Ke-3 komponen tambahan yang dimaksud adalah :

· Teknik Terapeutik

Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indikator: mendengarkan secara aktif, penyelidikan, klarifikasi,humor, sikap tidak menghakimi, mendorong, fasilitas / mempermudah dan memberikan permisi/izin.

· Pemberdayaan (empowerment)

Pemberdayaan adalah suatu proses memberipower kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien.indikatornya antara lain : penguatan/penegasan (affirmation), memvalidasi, meyakinkan kembali, dukungan (support).

Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of opennes), saling menghargai di antara bidan dan klien, indikator hubungan lateral adalah : kesejajaran, empati, berbagi pengalaman /perasaan.

Lehrman dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas menunjukan area praktik kebidanan.

5. Teori Jean Ball

Jean ball adalah seorang midwife dari british yng telah melakukan risetnya scara intensif terhadap kebutuhan wanita pada masa post natal, dan konsekuensinya bagi wanita yang mendapat asuhan dari berbagai unit pelayanan. Dalam bukunya

“Reaction to motherhood”(1987) ia menjelaskan tujuan asuhan post natal yang sekaligus juga menjadi filosofi Jean Ball tentang post natal care sebagai berikut:

“membantu seorang wanita agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya melibatkan proses fisiologi saja tapi juga psikologis dan emosional yang motivasi keinginan untuk menjadi orang tua serta pencapaiannya.”

Ia menyatak bahwa dalam praktik diberbagai institusi, jenis pelayanan yang diberikn mungkin lebih dekat ke model obstetric/medical dimana interst terhadap post natal care minimal,karena kelahiran sudah tercapai. Bila menggunakan pendekatan midwife,maka kehamilan dan postnatal dianggap sebagai saat adopsi terhadap peran baru yaitu menjadi ibu. Ball mengungkapkan hipotesisnya:

“respon emosinal terhadap perubahan setelah melahirkan akan dipengaruhi oleh personality/kepribadian dan dukungan yang diterima dari system support keluarga dan sosial.cara asuhan yang diberikan oleh bidan selama postnatal akan mempengaruhi proses emosional wanita terhadap perubahan setelah kelahiran.

Kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat bergantung pada personality atau kepribadian wantita itu sendiri, support system dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh pelayanan maternitas. Ball mengemukakan teori kursi goyang/deck chair dimana:

1) Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga.

2) Topangan kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup

3) Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri )\

Adalah keluarga dan support system

4) Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada efektifitas elemen-elemen sebagai berikut.

· Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat diduduki

· Jika kursi tidak di letakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh

· Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin dapat saja menyangga, namun yang menduduki tidak nyaman dan mengalami ketegangan.

Semakin banyak faktor yang dinilai baik, semakin tinggi tingkat kesejahteraan emosional,demikian pula sebaliknya.namun karena faktor-faktor tersebut saling berinteraksi,maka penilaian yang buruk pada faktor tertentu dapat diseimbangakan dengan penilaian yang baik pada faktor ain, sehingga potensial outcame emosional dapat diperbaiki.

KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

Model Konseptual kebidanan bermanfaat sebagai suatu bentuk pedoman atau acuan untuk memberikan asuhan kebidanan.
Praktik Kebidanan banyak dipengaruhi oleh Teori dan Model. Pada Bagian ini akan diuraikan beberpa model yang berpengaruh dalam praktik kebidanan.

1. Model Medikal

Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan.
Yang Tercakup dalam model medical adalah :
a). Berorientasi pada penyakit
b). Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah
c). Manusia menguasai alam
d). Yang tidak biasa menjadi menarik
e). Informasi yang terbatas pada klien
f). Pasien berperan pasif
g). Dokter yang menentukan
h). Tingginya teknologi menaikkan prestise
i). Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas
j). Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter
k). Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering. Model medical ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terllau berorintasi apda penyakit dan tidak memberi kesempatan klien untuk menentukan nasibnya sendiri. Walaupun demikian kenyataannya masih banyak yang terpengaruh pada model medical ini.
Berikut ini akan diberikan gambaran bagaimana perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai model medical.

Model Medical
a). Normal dalam perspektif
b). Kasus tidak biasa menjadi menarik
c). Dokter bertanggung Jawab
d). Informasi terbatas
e). OutCome yang diharapkan : “Ibu dan bayi hidup dan Sehat”

Falsafah kebidanan terhadap Kehamilan Hal Fisiologis
Normal dalam antisipasi
a). Setiap Persalinan Peristiwa Unik
b). Wanita dan keluarga membuat keputusan
c). Informasi diberikan tidak terbatas
d). Outcome yang diharapkan : “Ibu dan bayi yang hidup dan sehat dan kepuasan akan kebutuhan individu”

2. Paradigma Sehat

Derajat kesehatan di Indonesia masih rendah, hal ini menuntut adanya upaya untuk menurunkannya. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Paradigma Sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) Pada Rapat Sidang DPR Komisi VI pada Tangal 15 september 1998.

Paradigma Sehat adalah Cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhidengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti Pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.
Secara MIKRO dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif.
Paradigma Sehat ini sangat penting karena :
a). Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan secara proaktif.
b). Mendorong masyarakat menjadi mandiri.
c). Menyadarkan masyarakat pada pentingnya yang promotif dan preventif.

Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :

a) . Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.

b). Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.

c). Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.

Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet, Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :

a). Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari HAM

b). Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan merupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif secara sosial dan ekonomi

c). Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka panjang

d). Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang manusia sebagai manusia seutuhnya

e). Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan terpadu

f). Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan mencakup mental dan sosial

g). Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung segmen/permintaan pasar

h). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private)

i). Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga menjadi urusan swasta

j). Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa

k). Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM)

l). Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga berfungsi ekonomi

m). Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan desentralisasi

n). Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan bottom up

o). Birokratis dirubah menjadi enterpreuner

q). Masyarakat dubutuhkan Peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan Kemitraan

3. Midwifery Care

CARE dalam bahasa Inggris mempunyai arti Memelihara, Mengawasi, memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut sebagai ASUHAN.
Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :
a). Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur sosial
b). Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
c). Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami
d). Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
e). Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya
f). Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
g). Berprinsip Women Center Care

Women Centre Care
Yang dimaksud dengan Women Centre Care adalah Asuhan yang berorientasi pada Wanita”. Dalam Hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House of Commons Health Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yang meluas pada kaum wanita untuk memiliki pilihan yang lebih besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas yang mereka dapatkan dan bahwa struktur pelayanan maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam menentukan pilihan sehingga terpenihi kebutuhannya dan timbul kepuasaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat penting untuk kemajuan Praktik kebidanan.
Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :
a). Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb
b). Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga
c.) Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan keluarga
d). Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan harapan wanita


Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini :
a). Lakukan Intervensi Minimal
b). Memberikan asuhan yang komprehensif
c). Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
d). Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan kompetensi
e). Memberikan Informed Content
f). Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas
g). Menerapkan Asuhan Sayang Ibu

Yang dimaksud Asuhan sayang ibu ini adalah :
a). Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu
b). Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan
c). Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

· http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan

· Hidayat Asri,dkk. 2008. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan plus materi Bidan Delima, Mitra Cendikia Press: Yogyakarta